Rabu, 24 Januari 2018

Menuju Pintu Selatan Flores

Bajawa (20/1). Apa yang terbesit dibenak kita ketika mendengar Pulau Flores? Gersang, kering, sekuriti, atau Arie Keriting? Kalau masih berpikir hal tersebut, berarti kita masih ada di alam bunga tidur. Sebagian kecil iya, sama halnya ketika kita ada di Pulau Bali atau Jawa sana. Kasat mata pasti kita akan menemukan daerah kering bahkan daerah pedalaman tak berpenghuni.
Mengapa saya menyebutnya pintu selatan? Tepat ketika kami berkunjung ke sana, kami menuju arah selatan bahkan sampai menyentuh bibir pantai selatan Flores. Googlemap menyebutnya Boba. Wilayah yang berada di Kecamatan Golewa Selatan, Kabupaten Ngada, NTT.

 (Gambar Pemandangan Laut Boba dari Puncak)

Lintasan moto GP menjadi pemandangan setia menuju Boba, sama halnya dengan jalan jalan lain di daratan Flores. Tapi suguhan indahnya Samudera Hindia adalah pemanis puncak saat sudah berada di wilayah penghasil arak, minuman beralkohol dari buah aren terbaik ini. Selain pemandangan alam yang menghijau, deretan bukit, bebatuan vulkanis, terdapat pula mata air bersuhu tinggi. Mata air panas oleh penduduk setempat disebut Air Panas Soka. Memang air panas banyak dijumpai di Kabupaten Ngada ini. Gunung Ineria yang menjadi salah satu deretan lempeng api nusa tenggara menjadi kompor abadi mata air Soka.

 (Gambar Penduduk Asli Berlumuran Belerang Air Panas Soka)


(Gambar Kolam Pemandian Air Panas Soka)
Setiap hari ada saja penikmat wisata air panas yang berkunjung. Membunuh jamur, segala macam penyakit kulit, adalah tujuan utama warga berendam di air yang panasnya mencapai 60 derajat celcius. Panas, tapi tidak bagi mereka yang menikmati mandi dalam air bersuhu tinggi. Bukan Iron Man, tapi merekalah penduduk asli Flores, sang penikmat air panas berbau busuk khas belerang.

Selamat berkunjung di Flores Selatan.

D.N.L.Laksana
Penulis adalah Dosen STKIP Citra Bakti


Tidak ada komentar:

Posting Komentar