Bajawa (20/1). Apa yang terbesit dibenak kita ketika mendengar
Pulau Flores? Gersang, kering, sekuriti, atau Arie Keriting? Kalau masih
berpikir hal tersebut, berarti kita masih ada di alam bunga tidur. Sebagian
kecil iya, sama halnya ketika kita ada di Pulau Bali atau Jawa sana. Kasat mata
pasti kita akan menemukan daerah kering bahkan daerah pedalaman tak berpenghuni.
Mengapa saya menyebutnya pintu selatan? Tepat ketika kami
berkunjung ke sana, kami menuju arah selatan bahkan sampai menyentuh bibir
pantai selatan Flores. Googlemap menyebutnya Boba. Wilayah
yang berada di Kecamatan Golewa Selatan, Kabupaten Ngada, NTT.
(Gambar Pemandangan Laut Boba dari
Puncak)
Lintasan moto GP menjadi pemandangan setia menuju Boba, sama
halnya dengan jalan jalan lain di daratan Flores. Tapi suguhan indahnya
Samudera Hindia adalah pemanis puncak saat sudah berada di wilayah penghasil
arak, minuman beralkohol dari buah aren terbaik ini. Selain pemandangan alam
yang menghijau, deretan bukit, bebatuan vulkanis, terdapat pula mata air
bersuhu tinggi. Mata air panas oleh penduduk setempat disebut Air Panas Soka.
Memang air panas banyak dijumpai di Kabupaten Ngada ini. Gunung Ineria yang
menjadi salah satu deretan lempeng api nusa tenggara menjadi kompor abadi mata
air Soka.
(Gambar Penduduk Asli Berlumuran
Belerang Air Panas Soka)
(Gambar Kolam Pemandian Air Panas Soka)
Setiap hari ada saja penikmat wisata air panas yang berkunjung.
Membunuh jamur, segala macam penyakit kulit, adalah tujuan utama warga berendam
di air yang panasnya mencapai 60 derajat celcius. Panas, tapi tidak bagi mereka
yang menikmati mandi dalam air bersuhu tinggi. Bukan Iron Man, tapi merekalah
penduduk asli Flores, sang penikmat air panas berbau busuk khas belerang.
Selamat berkunjung di Flores Selatan.
D.N.L.Laksana
Penulis adalah Dosen STKIP Citra Bakti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar