Selasa, 12 Juli 2011

SEMINAR KEPEMIMPINAN


MEMBERDAYAKAN ANGGOTA MELALUI KEPEMIMPINAN BERKARAKTER DITINJAU DARI PANDANGAN PRAKTIS KEPEMIMPINAN VISVITALIS


OLEH
DEK NGURAH LABA LAKSANA
Alumni Jurdik Kimia Undiksha dan Mahasiswa PPs Undiksha Prodi Pendidikan Dasar


Pengantar
Organisasi merupakan wadah tempat berkumpul sekelompok orang yang mempunyai tujuan, visi, dan misi yang sama. Mencermati pengertian tersebut memang dapat dimaknai bahwa organisasi terbentuk adalah untuk mencari suatu persamaan. Pengertian ini tentunya tidak akan mengkerdilkan makna organisasi hanya sebagai tempat meruncingkan kesamaan. Jelas memang bahwa keberanekaragaman juga akan muncul kala organisasi ini sudah mulai menapakkan kakinya untuk mulai melangkahkan roda organisasi.
Organisasi akan terus tumbuh di lingkungan manapun kita berada, mulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga, sampai lingkungan yang paling luas yakni negara atau persatuan antar negara. Dalam pengertian ini, organisasi mempunyai definisi yang beranekaragam. Tidak mungkin difinisi yang satu akan sesuai untuk menjelaskan pengertian organisasi yang lain.  
Kemudian jika dijabarkan kembali, organisasi yang berkembang di lingkungan akademisi, katakanlah disini adalah universitas. Berbagai organisasi berkembang dan tumbuh untuk menaungi aspirasi penyelenggara pendidikan maupun objek pendidikan itu sendiri. Himpunan mahasiswa mulai dari tingkat  universitas sampai tingkat program studi. Himpunan mahasiswa lain misalnya kelompok yang berlandaskan agama (Himpunan Mahasiswa Hindu, Himpunan Mahasiswa Islam), berdasarkan kesamaan bakat (unit kegiatan mahasiswa), berdasarkan kempok kesukuan/asal daerah (mahasiswa Lombok, Mahasiswa karangasem, Mahasiswa Jembrana). Kelompok mahasiswa ini memiliki beraneka nama dan tujuan pendirian yang jelas berbeda.
Selanjutnya, himpunan mahasiswa jurusan dalam tataran struktural organisasi kemahasiswaan di Undiksha, merupakan organisasi himpunan mahasiswa yang ada pada tingkat paling bawah. Bukan diartikan sebagai himpunan dengan kasta terendah. Karena di tempat inilah terlahir pemimpin-pemimpin yang akan duduk di tingkat organisasi yang lebih tinggi.
Himpunan mahasiswa jurusan yang dikenal dengan nama HMJ Visvitalis adalah salah satu HMJ di Undiksha yang memiliki tradisi membanggakan di kancah fakultas maupun lembaga. Tradisi ini tentu terlahir tidak semudah membalikkan telapak tangan. Terdapat aktor kuat yang menjadikan visvitalis begitu mengangumkan. Berdiri sejak tahun 1984, dan telah melewati masa ulang tahun peraknya, merupakan usia yang sangat dewasa untuk visvitalis terus mengepakkan sayap menjadi organisasi yang tidak hanya mampu aktif secara fisik tapi juga eksis di secara akademik.
Anggota adalah salah satu komponen pelaksana utama dari HMJ visvitalis. Disamping terdapat program kerja, fasilitas pendukung, pemimpin, dan aturan. Anggota HMJ menjadi orang yang paling bekerja dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh HMJ. Bukan menjadi hal mudah untuk menjadikan anggota benar-benar memiliki loyalitas dan kualitas kerja. Tidak mudah juga menjadikan mereka sebagai orang yang tidak hanya mampu bekerja keras tetapi harus dapat bekerja secara cerdas. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan upaya pemberdayaan anggota melalui kepemimpinan yang berkarakter. Pendekatan yang digunakan tidaklah semata-mata pendekatan teoritis, karena pendekatan ini hanya akan menghasilkan pemimpin yang talk more do less. Sesuatu yang memang tidak bisa disalahkan seratus persen, karena hakekat memimpin yang dikembangkan oleh pemimpin-pemimpin dunia adalah bagaimana membuat teman-teman yang dipimpinnya  merasa senang, merasa nyaman, merasa dihargai, merasa dipuji, merasa diperhatikan, dan merasa dimiliki. Tentu untuk dapat melaksanakan itu diperlukan kemampuan berkomunikasi yang lebih bagi seorang pemimpin.
Menjadi komunikator yang baik tidak terlahir utuh dari teks ensiklopedia. Mereka terbentuk dari sebuah pengalaman. Baik pengalaman diri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman praktis inilah yang akan menjadi dasar untuk berbagi kepada seluruh anggota HMJ, bagaimana pengalaman ini menjadi bagian terintegrasi, menjadi langkah awal pemimpin yang berkarakter.


A. Menjadi Pemimpin yang Diharapkan
Pemimpin dengan segala beban yang diembannya tetap sangat menarik untuk diperbincangkan, diperdebatkan, sampai dituliskan dalam sebuah buku. Kekuatan, kekuasaan, kemasyhuran, kejayaan, pengaruh, dan kekayaan menjadi pemicu orang untuk menjadi pemimpin. Tetapi untuk menjadi seorang pemimpin tidaklah semudah kita membicarakannya atau menuliskannya. Paling ekstrim, seorang calon pemimpin akan melakukan apa saja asal tujuannya tercapai. Menjadi seorang pemimpin, baik di tingkat lembaga, organisasi, perusahaan maupun pemerintahan.
Ketika sang pemimpin telah menggenggam apa yang didambakannya berupa kekuasaan dan prestise, maka akan terlihat jelas kapasitas dan karakter sang pemimpin. Apakah ia termasuk the dream leader, sang pemimpin amanah yang menebarkan hawa sejuk dan kepuasan bagi bawahan dan organisasi. Ataukah ia seorang diktator kolot yang takut akan perubahan dan keunggulan kompetitornya.
Sebelum melangkah lebih jauh tentang kepemimpinan, terdapat berbagai definisi dan penjelaskan terkait dengan kepemimpinan itu sendiri. Dari berbagai literatur dalam dan luar negeri, yang kuno maupun yang mutakhir, yang tradisional maupun modern, yang sederhana maupun yang canggih, mengajarkan kepada kita bahwa seorang pemimpin harus selalu memiliki kelebihan dan keunggulan dari pada yang dipimpinnya. Berikut ini petikan pendapat para pakar tentang kepemimpinan:
1.      “Pemimpin adalah pengaruh“. John Maxwell deskripsi satu kata,   singkat dan sederhana, yang menempatkan kepemimpinan dalam jangkauan setiap orang. Kepemimpinan bukan jabatan, posisi, atau bagan alir (Flowchart). Kepemimpinan adalah suatu kehidupan yang mempengaruhi kehidupan lain.
2.      “Karakter adalah kekuasaan“. Booker T. Washington, yang harus dipelajari dalam pelajaran pertama adalah kepemimpinan berwawasan luas dibangun dari karakter yang hakiki. Infrastruktur karakter yang baik sangat penting untuk mendukung tingkah laku (behavior) yang baik. Kepercayaan dan keterlibatan pengikut akan parallel dengan level karakter kita (pemimpin).
3.      “Karakter adalah hasil pembiasaan dari sebuah gagasan dan perbuatan, Stephen R. Covey:“. Taburlah gagasan, tuailah perbuatan. Taburlah perbuatan, tuailah kebiasaan. Taburlah kebiasaan, tuailah karakter. Taburlah karakter, tuailah nasib “. The Seven Habits of Highly Effective People.
4.      “Nasib merupakan sisa dari rancangan”, Branch Rickey selanjutnya menyatakan: “Orang banyak membicarakan nasib bagus dan nasib jelek, jarang sekali keberhasilan ditentukan oleh peluang. Orang bilang; “ Nasib baik terjadi ketika peluang sesuai dengan persiapan “.
5.      “Gunakan kekuasaan untuk membantu orang. Kita diberi kekuasaan tidak untuk meraih tujuan pribadi, atau membuat pertunjukan terbesar di dunia, dan bukan untuk mendapatkan nama. Hanya ada satu kegunaan kekuasaan yakni membantu orang”. George Bush.
6.      “Sebagai aturan, ia yang punya informasi terbanyak akan sukses paling gemilang dalam hidup “. Disraeli.
7.      “Pengembangan kepemimpinan adalah perjalanan sepanjang hidup, bukan kepergian singkat“. John Maxwell.
8.      “Jika pemimpin menunjukkan kecakapan, perhatian kepada orang lain secara tulus, dan karakter yang terpuji, maka rakyat akan mengikuti.” T. Richard Chase.
9.      “(Perubahan kepemimpinan) bagi saya lebih sulit daripada orang lain…saya mulai menyadari bahwa saya lebih baik membiarkan orang lain melakukan sesuatu dan saya lebih baik mulai melihat lebih seksama pada gambar besar itu” Joseph Vincent Paterno.
Diantara kita mungkin pernah mendengar pepatah: Meskipun seorang pemimpin kharisnatik dan pengikutnya telah mengetahui arah kemana tujuannya, tetapi sepanjang Anda dapat meringankan jalannya maka ia akan menjadi lebih kuat. Ajarilah mereka untuk memimpin diri mereka sendiri dan jalan mereka akan selalu terasa diringankan.
Konsep pemimpin berkarakter digunakan untuk menggambarkan kepemimpinan yang membantu orang lain untuk memimpin diri mereka sendiri. Gelombang permintaan pemimpin berkarakter yang memberdayakan anggota sangat kuat menyentuh para pemimpin. Kita sangat yakin bahwa pemimpin berkarakter akan mampu mengisi saat-saat kondisi kritis tentang pemahaman bagaimana kepemimpinan dapat membantu mengatasi tantangan menuju kesuksesan, dengan dasar pemberdayaan anggota ke dalam praktek organisasi.
Kepemimpinan merupakan konsep yang paling penting karena dapat memberikan berbagai alternatif dalam mengukur keberhasilan seseorang. Ketika banyak orang memikirkan tentang kepemimpinan yang berkarakter, mereka sebenarnya sedang berpikir bahwa seseorang sedang melakukan sesuatu kepada orang lain. Kita menyebutnya sebagai “pengaruh” dan seseorang pemimpin sebagai seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.
Gagasan yang lain mengatakan bahwa kepemimpinan yang benar terutama yang datang dari dalam diri seseorang, bukan dari luar dirinya. Yang terbaik adalah, kepemimpinan dari luar dapat mendukung kekuatan dari dalam diri orang. Dan yang kurang baik, faktor dari luar tersebut menganggu proses internal, merusak pribadi orang dan menimbulkan konflik antara pengaruh dari dalam dan pengaruh dari luar.
Persyaratan tersebut menjadi ukuran kekuatan kepemimpinan, sebagai sebuah kemampuan untuk memaksimalkan konstribusi orang lain yang secara efektif membantu mereka atas kemampuan mereka daripada membatasi kemauan orang lain. Kita selalu mengacu pada pendekatan yang sangat kuat kepada kepemimpinan yang berkarakter yaitu memimpin orang lain untuk memimpin diri mereka sendiri. Seseorang dapat dikatakan sebagai pemimpin yang berkarater adalah seseorang yang dapat memipin orang lain untuk memimpin diri mereka sendiri.
Beberapa ungkapan yang digambarkan pada pokok pikiran di atas antara lain adalah:
a.       Ukuran penting dari keberhasilan diri pemimpin adalah kunci keberhasilan yang lain.
b.      Kekuatan dari seorang pemimpin diukur oleh kemampuan memberikan pelayanan kepada orang lain bukan kemampuan untuk mengikat kemauan orang lain.
c.       Jika para pemimpin ingin memimpin seseorang, pertama mereka harus memimpin diri mereka sendiri.
d.      Pemimpin yang terbaik adalah mereka yang membantu orang meskipun orang yang dibantu tidak membutuhkannya.
Contoh-contoh dan kasus-kasus yang ditampilan di sini untuk memberikan pandangan praktis tentang bagaimana kepemimpinan berkarakter dapat berhasil digunakan oleh para pemimpin. Tetapi hal yang terpenting adalah mengerti filosofi yang ada, yaitu bahwa sebagai seorang pemimpin, kita dapat berbuat sesuatu untuk meningkatkan dan mebebaskan kepemimpinan diri pada orang lain. Dalam proses tersebut, kita akan menjadi pemimpin berkarakter.

B. Kepemimpinan yang Memberdayakan
Mengapa penting anggota (mereka yang dipimpin) untuk kita berdayakan. Jawaban ini tentu karena mereka adalah pelaku atau pelaksana utama dari setiap program kerja yang akan dijalankan. Dalam tataran praktis yang terhimpun dari pengalaman dalam melaksanakan proses ini, tentunya terdapat banyak hal yang dapat diuraikan di sini.
a.      Anggaplah mereka sebagai batu karang
Anggapan ini berlatar karena karakteristik anggota adalah heterogen. Mereka berasal dari berbagai kalangan, dari berbagai didikan lingkungan, dari berbagai tingkatan pengalaman berorganisasi. Jangan pernah mengangap mereka sebagai barang jadi yang tinggal dipakai saja. Sebagai pemimpin, batu karang-batu karang yang menjadi pelaksana utama kegiatan harus kita poles, pahat, grinda, atau warnai agar dapat menghasilkan sebuah karya yang berkreativitas tinggi.
b.      Pentingnya pengendalian emosi
Emosi merupakan sistem isyarat yang berfungsi sebagai alarm berupa informasi yang dibutuhkan dan mengarahkan ke berbagai jalan keluar, tindakan atau perubahan pada saat tertentu. Emosi jika diarahkan ke hal positif dapat menjadi keterampilan yang meliputi kemampuan untuk mengidentifikasi apa yang sesunggguhnya dirasakan setiap kali suatu emosi tertentu muncul. Ketidakmampuan untuk mengenali perasaan membuat diri seorang berada dalam kekuasaan emosi, artinya akan kehilangan kendali atas perasaan yang pada gilirannya akan membuat kehilangan kendali atas diri dan hidup.
Kemampuan seseorang dalam mengelola emosi sebagai bentuk pengendalian diri, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya. Dengan demikian mengendalikan emosi sangatlah diperlukan terutama sekali bagi seorang pemimpin, karena emosi mempengaruhi tingkah laku dan ini dapat terlihat dari keputusan yang dibuat oleh pemimpin itu.


c.       Kesabaran kunci keberhasilan kepemimpinan
Kesabaran adalah kunci kepemimpinan untuk berhasil. Kesabaran memberikan kita arahan dan tujuan.
d.      Perlunya kedinamisan dalam memimpin
Pemimpin itu diharapkan sebagai seorang pemimpin yang dinamis. Pemimpin yang energik, antusias, percaya diri dan petualang. Mereka bersedia menerima ide-ide baru. Pemimpin tidak harus orang yang paling cakap tetapi pemimpin menggunakan semua kecakapan yang mereka miliki.
e.       Pencapaian tujuan dan kemampuan berkomunikasi di depan umum
Dalam mencapai tujuan dari organisasi HMJ, dengan melakukan penilaian suatu kesempatan usaha melalui langkah-langkah ini, maka pemimpin dapat mencapai hasil yang lebih baik.
  1. Keinginan atau kebutuhan. Tujuan-tujuan harus ditentukan berdasarkan kebutuhan atau keinginan anggota.
  2. Keyakinan. Seorang pemimpin organisasi harus percaya bahwa mereka dapat mencapai tujuan. Keyakinan ini harus berdasarkan penilaian realistik.
  3. Menetapkan batas waktu. Selalu menggunakan waktu terkini dalam memberikan batas waktu. Penetapan batas waktu membantu pencapaian tujuan dapat diukur. Batas waktu memberikan arahan, membuat kita tetap bergerak dan membantu memonitor keberhasilan.
  4. Mengidentifikasi hambatan. Adalah selalu bermanfaat untuk mengidentifikasi segala hambatan untuk mencapai tujuan. Hambatan yang besar cenderung menjadi kecil ketika dituliskan. Ketika mengidentifikasi hambatan, maka standar yang tinggi harus ditetapkan dan hal ini dapat meningkatkan konsentrasi.
  5. Membuat rencana atas tiga langkah terakhir. Membuat rencana secara detail, membuat prioritas dan mendaftar kegiatan.
Dalam hal kemampuannya berbicara di depan umum banyak pemimpin potensial yang merasa gagal melakukannya. Banyak kasus orang yang telah mempersiapkan dengan rapi tetapi tampil berantakan dalam berbicara di depan umum. Dengan sedikit persiapan, maka berbicara di depan umum akan lebih mudah. Langkah-langkah persiapan berbicara di depan umum adalah sebagai berikut.
  1. Analisalah diri kita sebagai pembicara, waspada terhadap kekurangan diri kita sendiri, bangunlah kekuatan, analisa dan teliti audiens secara menyeluruh yaitu apa sebenarnya yang mereka ingin dengarkan, tuliskanlah draft persiapannya kemudian berlatih di depan cermin.
  2. Percaya diri. Tampilah dengan percaya diri dan rileks, lakukan pembicaraan awal dengan kuat, persiapan yang menyeluruh akan membangun kepercayaan diri, berpakaianlah sesuai dengan audiens, bicarakan dengan keras dan intonasi yang jelas, hindarilah membaca naskah dan cukup dengan catatan pokok dan gunakan gerakan tubuh secara terbuka.
  3. Sopan-santun. Bertingkahlah secara sopan, pembicaraan harus menghibur, merangsang, memotivasi dan lihatlah tanda-tanda pada orang yang memperhatikan atau bosan. 

C. Memotivasi Menjadi Bagian Penting dalam Memimpin
Kepemimpinan pada hakekatnya adalah suatu ilmu dan seni, yaitu suatu kemampuan seseorang untuk dapat mempengaruhi seseorang/kelompok untuk mecapai tujuan. Setiap orang pada hakekatnya adalah sebagai pemimpin, akan tetapi kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan antara orang yang satu dengan yang lain tidak sama. Kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin adalah kepemimpinan di mana seorang pemimpin tidak hanya berbicara akan tetapi juga mampu memberikan teladan bagi yang dipimpinnya. Keteladanan lebih bermakna daripada memberikan banyak nasehat.
Dari penjelasan di atas, jelaslah rambu-rambunya bahwa seorang pemimpin dalam kepemimpinannya juga harus disertai tanggungjawab dan mampu membangun atau memotivasi anggotanya untuk bekerja baik. Ketika seorang pemimpin memotivasi anggotanya agar mereka mempunyai motivasi kerja yang baik, artinya pemimpin tersebut sedang berusaha menimbulkan kebutuhan tertentu pada diri anggotanya agar apa yang mereka lakukan tertuju pada tujuan yang dikehendaki. Hal-hal yang mempengaruhi prestasi kerja anggota ialah 1) memiliki kemampuan untuk berprestasi, dan 2) memiliki kemauan untuk berprestasi.
Pertama adalah kemampuan untuk berprestasi. Kemampuan seseorang dalam bidang tertentu hanya bisa dimiliki jika ia memili bakat termasuk pula kecerdasan yang memadai. Bakat biasanya dapat dikembangkan dengan pemberian kesempatan baik melalui forum akademik seperti pelatihan, seminar maupun pengalaman dalam melaksanakan kegiatan itu sendiri. Namun pemberian kesempatan ini tidak akan efektif jika anggota tidak mempunyai bakat yang bersifat potensial.
Kedua adalah kemauan untuk berprestasi. Motivasi kerja seseorang di sini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: pengaruh lingkungan fisik, pengaruh lingkungan sosial, dan kebutuhan pribadi. Kemudian mungkin akan timbul pertanyaan, bagaimana cara kita untuk dapat memotivasi anggota di dalam memperbaiki lingkungan fisik dan lingkungan sosial di dalam organisasi. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah: 1) kita sebagai pemimpin sebaiknya memberikan kesempatan kepada anggota untuk berpartisipasi di dalam menentukan tujuan kerja yang ingin dicapai, 2) motivasi kinerja anggota dapat ditingkatkan apabila kita sebagai pemimpin selalu berusaha untuk mengakui bahwa anggota mempunyai andil di dalam mencapai tujuan organisasi, 3) sebagai pimpinan ada perlunya kita memberikan otoritas kepada anggota untuk memutuskan sesuatu yang mempengaruhi hasil kerja. Lebih banyak memberikan kesempatan bagi anggota untuk mengikuti kegiatan-kegiatan lain yang seharusnya dilakukan oleh kita sebagai pemimpin, 4) sebagai pemimpin kita mungkin mengharapkan diperhatikan oleh anggota, ini tentunya tidak salah, namun hal yang sama juga harus dilakukan seorang pemimpin terhadap anggotanya. Dengan menunjukkan perhatian yang tulus keinginan anggota, kita juga telah berusaha menaikkan keinginan mereka untuk mencapai tujuan organisasinya.
Untuk mendukung efektivitas kepemimpinan maka idealnya setiap pemimpin memiliki tanggungjawab, yang antara lain meliputi:
1) mampu menunjukkan caranya dan menentukan tujuan serta arah organisasi,
2) mampu terus berada di depan dalam suatu hubungan spritual,
3) mampu membimbing orang lain melalui metode-metode atau arahan-arahan,
4) mampu mendorong kemajuan dan aktivitas anggota untuk kemajuan organisasi,
5)  bersikap tegas tapi bukan otoriter, sikap ini mutlak diperlukan karena ketegasan dapat memperkuat tujuan dan arah organisasi,
6) tetap memiliki kelembutan walaupun sedang berada di bawah tekanan,
7)  mampu mengontrol dan mempengaruhi tindakan-tindakan anggota dalam organisasi (mempunyai sifat persuatif),
8) mampu memberikan komanda atau menggunakan otoritasnya dalam konteks kepemimpinan efektif,
9) mampu memimpin tim dan bertanggung jawab atas apa yang menjadi tanggungjawabnya.
Pemimpin yang baik adalah yang mendapat tanggapan positif dari orang-orang untuk menghasilkan pekerjaan yang baik. Yakinkah bahwa apa yang anggota harapkan dari kita sebagai pemimpin dan katakan bagaimana kita untuk melakukannya. dalam hal ini, pengertian yang dimaksud adalah permasalahan pasti akan muncul ketika melaksanakan atau menjalankan organisasi, tetapi tidak baik jika hanya memunculkan dia kepermukaan tanpa memberikan alternatif solusi pemecahannya.
Berdasarkan pengalamam praktis di dalam menjalankan suatu organisasi, peranan seorang pemimpin semakin menuntut tanggungjawab untuk mengimplementasikan kepemimpinan yang berkarakter. Kepemimpinan berkarakter merupakan suatu simbol tanggungjawab yang diberlakukan bagi seorang pemimpin dalam lingkungan organisasi. Di sini dapat diuraikan tanggungjawab apa yang harus dilaksanakan terhadap anggotanya, yaitu:
  1. Ketika seorang anggota tidak tahu apa yang harus dikerjakan maka komunikasikanlah.
  2. Jika seorang anggota tidak mengetahui bagaimana cara mengerjakannya maka adakan pelatihan.
  3. Kalau seorang anggota tidak ingin untuk mengerjakannya maka berilah motivasi.
  4. Jika seorang anggota mengetahui tentang apa yang harus dikerjakan, mempunyai kompetensi, memiliki motivasi untuk mengerjakannya maka lakukan pemberdayaan anggota.
  5. Kalau seorang anggota sudah mengerjakannya dan memenuhi tujuan yang ingin dicapai maka berikanlah penghargaan.

D. Pemimpin itu Diciptakan bukan Dilahirkan
Terdapat beberapa kisah yang ingin penulis ceritakan di sini. Bersumber dari berbagai buku yang pernah penulis cermati terkait dengan pernyataan bahwa setiap orang bisa untuk menjadi seorang pemimpin.
Sebuah kisah ketika seseorang yang baru saja datang ke Amerika dan ketika itu usia 13 tahun dalam sekolah baru, orang tersebut ingin sekali tubuh yang fit. Maka dia bergabung dengan tim lacrose, kemudian ia juga melatih pemain yang baru dalam mempelajari permainan. Itulah pertama kali ia menjadi sadar ketika terlibat dalam menolong orang lain mengembangkan kemampuan mereka. Kemudian pada usia ke 42 tahun, di dalam pekerjaan pertamanya setelah lulus dari college, ia diangkat kepada tim pemasaran. Ia harus mempelajari sesuatu, dan tidak seorang pun yang menunjukkannya bagaimana mempromosikan pemasaran. Tetapi ketika ia sudah memahaminya, ia mulai mengajak anggota timnya pada sebuah demonstrasi untuk membantu dalam mengasah kemampuan mereka. Kemudian ketika ia bergabung dengan perusahaan farmasi, ia begitu pandai dalam pengajaran sehingga ia diminta membuat video untuk digunakan dalam pelatihan pemasaran. Menjelang ia menjadi manajer, ia telah menjadi seorang master dalam pengembangan manusia.
Kisah lainnya, menyebutkan, sebagai anggota klub bisnis internasional, seorang wanita muda melihat bahwa banyak tujuan beberapa anggota yang bertentangan dengan tujuan klub dan ia menemukan cara membawa setiap orang ke dalam tujuan bersama. Kemudian pertama kali dalam pekerjaannya setelah lulus dari college sebagai perwakilan pemasaran, ia harus menciptakan tim yang solid dengan perwakilan lainnya melalui telepon, email, di samping itu ia mempelajari bagaimana memotivasi orang-orang untuk mau bekerja sama. Kemudian ketika ia menjadi kepala tim, ia mempelajari bagaimana membangun semangat tim, untuk itu ia memiliki kepandaian untuk menemukan cara mengenali konstribusi anggota. Akhirnya, sebagi tim kepemimpinan top antar fungsional, kemampuannya membuka jalan untuk mencapai kesepakatan telah mulai tampak dengan cara ia mencari-cari dan berbincang-bindang dengan stakeholder sebelum ia mengambil keputusan yang dirasakannya paling tepat.
Dalam arti yang luas, dua kisah ini mengilustrasikan bagaimana pemimpin yang memiliki kinerja top secara alami menguasai kompetensi kecerdasan emosional yang membuatnya begitu efektif. Untuk menjadi master dalam membangun blok kepemimpinan, pola yang sama sering muncul yaitu kesadaran pertama pemimpin muncul di akhir masa kanak-kanak atau remaja, kemudian ketika pertama kali memasuki dunia lembaga perguruan tinggi atau dunia kerja. Ketika waktu terus berjalan dan ketika mereka terus mempraktekkan keahliannya, mereka menjadi semakin baik. Di sini ada sebuah momen yang berbeda ketika mereka pertama kali menggunakan kompetensinya dan ketika menggunakannya secara rutin. Kemampuan seseorang dalam kepemimpinannya adalah skill, orang yang memiliki keinginan dan motivasi dapat lebih mampu menguasai dengan catatan dia memahami langkah-langkahnya.

E. Bagaimana Menjadi Pemimpin Visvitalis yang Berkarakter
Kepemimpinan yang berkarakter berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, agar mau melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh pemimpin secara sukarela. Dari berbagai sumber, terdapat berbagai ciri-ciri yang dimiliki oleh seorang pemimpin, antara lain:
1.      Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain. Jujur dengan kekuatan diri dan kelemahan serta usaha untuk memperbaikinya.
2.      Pemimpin harusnya berempati terhadap anggotanya secara tulus.
3.      Memiliki rasa ingin tahu dan dapat didekati sehingga orang lain merasa aman dalam menyampaikan umpan balik dan gagasan-gagasan baru secara jujur, lugas dan penuh rasa hormat kepada pemimpinnya.
4.      Bersikap transparan, mampu menghormati pesaing dan belajar dari mereka dalam situasi kepemimpinan ataupun kondisi organisasi pada umumnya.
5.      Memiliki kecerdasan, cermat dan tangguh sehingga mampu bekerja secara professional keilmuan dalam jabatannya.
6.      Memiliki rasa kehormatan diri dan berdisiplin pribadi, sehingga mampu dan mempunyai rasa tanggungjawab pribadi atas perilaku pribadinya.
7.      Memiliki kemampuan berkomunikasi, semangat “team work “, kreatif, percaya diri, inovatif dan mobilitas.
Tentunya ciri-ciri tersebut hanya dalam tataran umum seorang pemimpin yang ideal. Jika di bawa ke dalam organisasi Visvitalis, terdapat beberapa hal yang dapat digarisbawahi terkait dengan bagaimana menjadi pemimpin berkarakter di Visvitalis antara lain adalah.
a.       Pemimpin memiliki kompetensi
Kompetensi atau kemampuan memimpin mutlak diperlukan bagi seorang pemimpin. Pemimpin harus memiliki kompetensi yang kuat dalam mempengaruhi anggota untuk mencapai tujuan organisasi.
b.      Pemimpin memiliki kemampuan berkomunikasi
Tidak semua kata-kata yang diucapkan dapat diterima dengan persepsi yang sama oleh anggota. Ketika ada kalimat yang digunakan berintonasi memerintah, cenderung akan menjadi alasan mereka untuk diam dan tidak mau melaksanakan, atau jika dilaksanakan tidak dengan semangat sukarela. Pemimpin tidak pernah memerintah anggotanya. Pemimpin harus mengajak mereka untuk bekerja sama. Melaksanakan kegiatan untuk kepentingan bersama.
Beberapa kalimat yang mungkin dihindari ketika berkomunikasi dengan anggota, antara lain: “kamu kerjakan ini!”, gunakanlah kalimat yang lebih bernada mengajak bekerja sama, “tolong dibantu ya mengerjakan ini”.  Atau mengatakan “selalu saja tidak beres”, sebaiknya mengucapkan  tolong nanti dikerjakan kembali ya”.  
c.       Pemimpin tidak pernah mengatakan tidak sanggup
Anggapan bahwa seorang pemimpin bisa melakukan semuanya memang harus diteladani sebagai seorang pemimpin yang berkarakter. Kesanggupan dalam melaksanakan sesuatu adalah tantangn yang harus diselesaikan oleh pemimpin. Keteladanan pemimpin dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas akan menjadi motivasi tersendiri bagi anggota untuk menjadi seperti itu.


d.      Berani melakukan perubahan yang baik
Perubahan harus terjadi di dalam melaksanakan pemberdayaan anggota. Tentu perubahan yang mengarah ke perbaikan. Perubahan akan membuat aktivitas tampak lebih segar. Nuansa baru yang dimunculkan dapat menstimulus anggota untuk berkreativitas.
e.       Mempunyai etika bertindak, bergaul dan bersosialisasi
Etika merupakan nilai kehidupan yang muncul dalam strata sosial. Apa yang dilakukan pemimpin akan menjadi sorotan semua orang. Ketidakmampuan dalam bergaul akan mempengaruhi kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi yang lainnya. Namun, batas pergaulan dan tindakan juga harus memperhatikan etika yang belaku di lingkungannya, khususnya lingkungan akademik.
f.       Memiliki kepekaan dan sensitivitas terhadap lingkungan
Kepekaan yang dimaksud di sini adalah kemampuan untuk merespon setiap hal yang dilakukan kepadanya. Sederhananya, disaat kita mendapatkan pesan singkat dari seseorang, tugas kita adalah membalas pesan itu. Atau ketika kita melihat seseorang, dengan memberikan sapaan atau senyuman merupakan salah satu respon yang harus dimiliki seorang pemimpin. Intinya adalah membuat lingkungan kita nyaman seperti kenyamanan yang diidamkan setiap orang.
g.      Selalu melakukan evaluasi diri dan evaluasi kinerja
Penilaian memang harus dilakukan untuk dapat mengetahui kekurangan yang harus segera diperbaiki. Atau sesuatu yang sudah baik dipertahankan untuk tetap menjadi yang lebih baik lagi. Evaluasi kinerja dapat dilakukan melalui pertanggungjawaban  secara lisan maupun tertulis. Bagian yang terpenting dari bentuk pertanggungjawaban ini bukanlah hasil akhir semata. Tetapi tindak lanjut apa yang dapat dilakukan dikemudian hari.

F. Refleksi Pemimpin Visvitalis
Memimpin adalah suatu seni sehingga tidak ada cara yang salah dan cara yang benar. Keberhasilan seorang pemimpin terjadi ketika visi, misi dan target yang direncanakan bisa tercapai bersama anggota tim. Walaupun demikian setidaknya ada empat bekal sederhana menjadi seorang pemimpin berkarakter, yaitu:


1. Perbaharui kemampuan Anda
            Mengembangkan kemampuan seorang pemimpin mutlak diperlukan karena ibarat tubuh pemimpin adalah otak yang dapat memacu terjadinya gerakan seluruh anggota tubuh. Untuk memperbaharui kemampuan seorang pemimpin dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya mengikuti pelatihan-pelatihan, mengembangkan kesadaran diri, memperhatikan kepentingan anggota tim, melaksanakan hal-hal yang telah dirancang untuk mencapai kemajuan.
2. Realisasikan potensi Anda
            Potensi seorang pemimpin akan sangat dirasakan oleh anggota tim dalam mencapai tujuan apabila dapat direalisasikan dengan baik, misalnya dengan bersikap jujur, mengakui kelemahan dan kesalahan yang telah dilakukan, menunjukkan rasa percaya diri dan komitmen yang kuat, mampu memupuk semangat anggota tim.
3. Ciptakan tim kerja yang tangguh
            Menciptakan tim yang tangguh adalah bagian yang tersulit untuk dilakukan oleh seorang pemimpin, karena harus melibatkan aspek interpersonal dan intrapersonal masing-masing anggota yang terlibat. Pemimpin disini harus memiliki kemampuan mempengaruhi anggota timnya. Untuk mewujudkannya dapat dilakukan dengan mengembangkan dan memberikan visi dan nilai-nilai, menentukan sasaran-sasaran yang telah disepakati dengan jelas, mengawasi dan meninjau kembali kinerja anggota tim.
4. Pimpin, beri semangat dan inspirasi
            Bekal yang terakhir ini terkadang gampang-gampang susah untuk dilakukan. Untuk mewujudkan ini dapat dilakukan dengan memberikan pengarahan dan bimbingan, melatih, memberikan umpan balik, memberikan tantangan dalam setiap tugas yang dilimpahkan, menjadi orang yang mudah untuk ditemui, mendukung dan memuji, mendengarkan dan mau menerima pendapat anggota tim, serta memiliki jaringan luas.
Tidak ada yang sempurna, itulah kata-kata yang tepat yang dapat penulis sampaikan. Penulis yakin teman-teman di Visvitalis saat ini memiliki jiwa kepemimpinan yang luar biasa, mempunyai visi yang jelas, dan loyalitas yang tinggi terhadap himpunan, hanya saja kesempatan yang terbatas menjadi kendala untuk menunjukkan kemampuan itu. Ke depan penulis sangat berharap, Visvitalis, HMJ Pendidikan Kimia, ini bisa mencapai dan mempertahankan masa kejayaannya. Mungkin ada beberapa harapan untuk penyempurnaan HMJ kita diantaranya:
1.      HMJ perlu membenahi web yang sudah dimiliki. Kehadiran web sangat penting sebagai sarana komunikasi dengan teman-teman alumni. Namun perlu ditegaskan bahwa membuat saja tidak cukup, perlu kerelaan dari anggota atau pengurus untuk mengelola web tersebut. Sehingga informasi apapun yang ditampilan dapat segera direspon oleh HMJ.
2.      HMJ Pendidikan Kimia perlu menambah program kerja yang mengasah akademik seperti kegiatan studi tour, studi banding ke PT lain. Atau janganlah berpikir ke perguruan tinggi lain, studi banding dapat dilakukan dengan berkunjung ke pabrik-pabrik atau sekolah-sekolah international/nasional favorit. Hal ini sangat diperlukan untuk menambah wawasan sebagai mahasiswa sebelum terjun  ke lapangan.
3.      HMJ Pendidikan Kimia belum berorientasi profit bisnis atau mengembangkan jiwa enterpreunership, misalnya melakukan arsipitasi yang baik menyangkut data sekolah SMA, SMP, Soal Olimpiade, Karya Tulis mahasiswa untuk diajukan ke percetakan yang sewaktu-waktu  dapat dijual atau dipamerkan dalam kegiatan-kegiatan HMJ.
4.      Buatlah sebuah program yang bisa menghidupkan HMJ tanpa harus setiap kegiatan yang dilakukan melakukan urunan. Tangkap semua peluang yang ada sebelum orang lain menangkapnya. Misalnya dengan membuat buku, menjadi pembuat naskah berita di surat kabar, membuat kemitraan dengan sekolah/sponsor, intinya adalah membuat kegiatan yang dapat mendatangkan dana tambahan.
5.      Perlu dilestarikan budaya magibung yang sudah berjalan di HMJ pada generasi sebelumnya untuk mempererat rasa memiliki dan kekeluargaan.
6.      Membina, memfasilitasi, mensupport atlet atau penulis yang mewakili HMJ baik dalam bentuk pemberian penghargaan yang pantas, memberikan wadah yang tepat untuk mengembangkan dan terus mengasah kemampuan mereka.
Seorang pemimpin adalah seorang yang mampu menghargai anggotanya, bukan sebagai seorang yang dihormati dan dipuja oleh anggotanya. Dalam memimpin visvitalis atau organisasi apapun jangan sampai kita terpaku dengan jenis-jenis kepempinan yang ada dalam pustaka. Dalam memimpin pakailah naluri kepemimpinan yang dimiliki, pahami kondisi organisasi dan anggota. Berdasarkan pengalaman, yang terpenting dalam memimpin Visvitalis  adalah harus lebih mengedepan kebersamaan (dalam arti kekeluargaan). Buatlah anggota menjadi senyaman mungkin untuk berada di Visvitalis. buatlah anggota merasa penting untuk berada di Vivitalis. Dengan rasa tersebut tanggung jawab masing-masing anggota akan terbentuk dengan sendirinya dan segala kegiatan yang diprogramkan bersama oleh visvitalis svaha terlaksana dengan maksimal
Sedikit cerita terkait dengan kepemimpinan yang dialami hampir oleh setiap pemimpin di Visvitalis. Permasalahan dirangkum dalam beberapa hal yang cukup menarik untuk dipahami. HMJ dikategorikan berada dalam keadaan krisis, yaitu: krisis financial, krisis solidaritas dan krisis jatidiri.
Krisis financial: HMJ hanya memiliki dana yang sangat minim namun dengan segudang kegiatan. Ada beberapa kegiatan se- Bali yang harus dilaksanakan untuk menjaga eksistensi HMJ di Lingkungan FMIPA.
Krisis solidaritas: adanya gap-gap antara anggota HMJ, masih adanya senioritas dan junioritas.
Krisis Jatidiri: anggota HMJ masih terbelenggu oleh mental block sehingga terkesan yang aktif dalam kegiatan HMJ hanya orang-orang itu saja sehingga tidak timbulnya rasa memiliki HMJ oleh semua anggota
Krisis ini bukannya tidak dapat diselesaikan. Karena yang terjadi bukan hanya melanda anggota HMJ saja. Ironisnya sang pemimpin juga melakukan hal sama sehingga bukan pemecahan yang didapat namun semakin memperuncing perbedaan kepentingan. Sudah saatnya menunjukkan siapakah kita, bukan apakah kita? Sudah waktunya menjadi pemimpin yang berkarakter, bukan pemimpin ber-korupter. Menjadi pemimpin yang tidak asal marah, tapi penuh senyum dan ramah. Tidak ada lagi pemimpin yang hanya bekerja keras, sudah semestinya jadikan diri pemimpin yang bekerja cerdas.


Penutup
Konsep pemimpin berkarakter digunakan untuk menggambarkan kepemimpinan yang membantu orang lain untuk memimpin diri mereka sendiri. Gelombang permintaan pemimpin berkarakter yang memberdayakan anggota sangat kuat menyentuh para pemimpin. Kita sangat yakin bahwa pemimpin berkarakter akan mampu mengisi saat-saat kondisi kritis tentang pemahaman bagaimana kepemimpinan dapat membantu mengatasi tantangan menuju kesuksesan, dengan dasar pemberdayaan anggota ke dalam praktek organisasi.
Kepemimpinan pada hakekatnya adalah suatu ilmu dan seni, yaitu suatu kemampuan seseorang untuk dapat mempengaruhi seseorang/kelompok untuk mecapai tujuan. Setiap orang pada hakekatnya adalah sebagai pemimpin, akan tetapi kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan antara orang yang satu dengan yang lain tidak sama. Kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin adalah kepemimpinan di mana seorang pemimpin tidak hanya berbicara akan tetapi juga mampu memberikan teladan bagi yang dipimpinnya.



Bahan Referensi

Kadir, Abdul Rahman. 2001. Karakter Kepemimpinan Nasional. Medan: Deppen SU
Barnes, Tony. 1998. Kaizen Strategies for Succesful Leadership. Terjemahan. Martin Widjongko. 1995. Strategi Kaizen untuk Kepemimpinan Sukses. Jakarta: Interaksara
Gwee, James. 2010. Setiap Orang Sales Harus Baca Buku Ini, Cetakan Kelima. Jakarta: Publishing One
Laksana, Dek Ngurah Laba. 2008. “Kepemimpinan” Percikan Kecil dari Soft Skill. Makalah. Disampaikan dalam Seminar Kepemimpinan Jurdik Kimia Undiksha pada 14 Desember 2008.
Rivai, Veithzal. 2003. Kiat Memimpin dalam Abad ke-21. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Wijaya, Agus, dkk. 2009. Kepemimpinan berkarakter: Telaah tentang Pemimpin Efektif. Jakarta: Brilian Internasional
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar